PT Rifan Financindo - Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di Ponorogo belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh ibu hamil (Bumil) untuk menunggu waktu persalinan. Meski fasilitas dan aneka kebutuhan disediakan, banyak ibu hamil yang memiliki riwayat Risiko Tinggi (Risti) memilih bertahan di rumah sendiri.
"Contohnya ada ibu hamil di Ngrayun, dia disuruh tinggal di RTK sebulan mendekati hari persalinan tidak mau. Alasannya anaknya sekolah, jauh kalau harus bolak balik RTK. Padahal kondisi ibunya masuk ke kategori Risti," kata Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Lis Suwarni kepada detikcom, Senin (26/8/2019).
Lis melanjutkan, kondisi geografis Ngrayun kurang bersahabat dengan bumil. Seorang ibu yang tengah kontraksi sangat riskan jika harus melalui jalan yang terjal dan sulit diakses untuk sampai ke rumah sakit.
"Kita wanti-wanti kalau merasa kesehatannya terganggu segera ke puskesmas atau rumah sakit," terangnya.
Menurut Lis, RTK di Ponorogo berada di 2 lokasi yakni di Badegan dan Kelurahan Paju. Kedua rumah dinilai cukup untuk mengakomodir kebutuhan ibu hamil.
"Kami sediakan itu memang untuk ibu hamil, tapi memang kondisinya mereka menolak dengan alasan tidak nyaman kalau tidak di rumah sendiri dan berbagai alasan lain," imbuhnya.
Seperti data di Dinkes Ponorogo, Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2016 ada 12 orang. Meningkat di 2017 menjadi 18 orang. Sedangkan pada 2018 ada 9 orang, dan dari Januari-Agustus 2019 sudah ada 7 orang.
Kemudian Angka Kematian Bayi (AKB) pada 2016 mencapai 177 bayi. Tahun 2017 ada 155 bayi. Sedangkan 2018 ada 134 bayi dan Januari-Juli 2019 ada 74 bayi.
"Biar tidak ada keterlambatan dalam rujukan, ibu dengan kategori Risti seharusnya jaraknya dekat dengan RS," pungkasnya.
Sumber: News.detik
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment