Monday, July 22, 2019

BI Buka-bukaan Alasan 8 Bulan Tahan Bunga Acuan | PT Rifan Financindo


Foto: Rengga Sancaya

PT Rifan Financindo  -  Setelah menahan bunga acuan di level 6% selama 8 bulan, Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas sebanyak 25 bps menjadi 5,75%. 

Ada beberapa alasan bank sentral memangkas bunga acuannya. Mulai dari kondisi eksternal dan kondisi internal. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan dalam memutuskan kebijakan bunga, bank sentral tak hanya memperhatikan kondisi domestik namun juga kondisi eksternal.
"Satu hal yang selama ini mungkin ditanyakan, kenapa BI tidak menurunkan bunga padahal inflasi bagus, perekonomian bagus? Ya karena kita juga masih melihat risiko eksternal, masih ada ketidakpastian dari eksternal," kata Doddy dalam pelatihan wartawan ekonomi di Hotel Adimulia, Medan, Jumat (19/7/2019).

Dody menambahkan sebenarnya BI sudah melakukan persiapan penurunan suku bunga sejak 2-3 bulan sebelumnya melalui pelonggaran likuiditas dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) sebanyak 50 bps untuk bank umum dan bank syariah.

"Untuk meningkatkan permintaan domestik termasuk investasi perlu ditingkatkan di tengah perlambatan ekonomi. Strategi operasi moneter untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang dipasok BI ke perbankan," jelas dia.

Dia mengungkapkan kondisi eksternal seperti ketegangan dagang antara AS dan China turut mempengaruhi perekonomian global. Hal ini menyebabkan negara-negara mitra dagang dua negara besar tersebut harus waspada dengan risiko perang dagang. Kondisi ini juga turut menjadi perhatian bank sentral di seluruh dunia dalam melakukan pengambilan kebijakan.

Untuk diketahui, BI akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps). BI 7 Days Repo Rate kini menjadi 5,75%.

Bank sentral tercatat sudah delapan bulan menahan suku bunga acuan di level 6% dengan deposit facility 5,75% dan lending facility 6,75%.

"RDG BI pada 17 dan 18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7 days repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%" ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

Selanjutnya suku bunga deposit facility dan lending facility juga diturunkan. Suku bunga deposit facility turun 25 bps jadi 5% dan lending facility turun 25 bps menjadi 6,5%.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution menilai langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate untuk menggenjot kredit. Pada Kamis (18/7/2019), BI memangkas suku bunga acuan jadi 5,75%.
"Kalau dibilang melonggarkan, itu sebenarnya menurunkan bunga kebijakan moneternya, sehingga terbuka ruang untuk memperbanyak kredit di sektor keuangan," kata Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas bunga sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 5,75%. Hal itu dilakukan setelah delapan bulan menahan suku bunga acuan di level 6%.
Penurunan bunga ini memang dinanti-nanti kalangan bank dan sejumlah ekonom. Pasalnya, jika bunga turun diharapkan bisa mendorong penyaluran kredit dan penurunan bunga.

"Ya artinya kita manfaatkan dulu, jangan apa-apa langsung ditanya nanti ada ruang lagi atau tidak," jelas dia.

Aksi bank sentral tanah air menurunkan suku bunga, kata Darmin, juga sebagai bentuk penyesuaian perkembangan keuangan global dan adanya ruang melakukan penurunan.
"Ya itu bagus saja kan, tinggal memang dunia ini sedang melonggarkan, AS ekonominya tidak berjalan sebagaimana mereka harapkan, sehingga perlu," tutur Darmin.

Sumber: Finance.detik
PT Rifan Financindo 

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...