Friday, August 30, 2019

Ibu Kota Baru yang Diapit Naga dan Macan | PT Rifan Financindo

“Kalau digambar seolah-olah yang titik tengah itu seperti dipeluk leh naga di sisi kiri (Sandaran, Kutai Timur) dan macan di sisi barat (Kalimantan Selatan).”



Pesiden Joko Widodo sudah menetapkan lokasi ibu kota Republik Indonesia yang baru di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Jika tak ada aral melintang, ibu kota baru rencananya dibangun pada akhir 2020 dan diharapkan selesai pada akhir 2024.
Mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu berharap perpindahan ibu kota bisa memeratakan pembangunan ke semua kawasan di Indonesia alias tidak hanya terkonsentrasi di wilayah barat. Keberadaan ibu kota di wilayah Kaltim diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi di wilayah timur Indonesia.
“Sudah pasti, ya (kawasan timur tumbuh). Kalau ada aktivitas pembangunan, apalagi ibu kota, pasti manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh Kaltim. Daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat akan terkena dampak ekonomi. Soalnya, batu dan pasir dipasok dari sana. Sedangkan Sulawesi Selatan selama ini menjadi pemasok sembako dan pertanian ke wilayah Kalimantan, terutama Kaltim,” jelas Gubernur Kaltim Isran Noor kepada detikX.
Selain itu, wilayah ibu kota mendatang merupakan daerah yang kaya sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan batu bara. Kaltim pun bakal menjadi lokasi menggiurkan bagi investor migas, tambang, dan properti. Namun, selain pemerintah pusat dan daerah, banyak yang memberikan penilaian terhadap calon ibu kota baru RI di Kaltim tersebut, salah satunya ahli feng shui. Feng shui adalah ilmu dari daratan China yang mempelajari bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam. Ilmu gabungan dari topografi, astrologi, serta ilmu bumi ini dikembangkan sejak zaman China kuno.
detikX mendatangi Suhu Xiang Yi, ahli feng shui yang berpraktik di wilayah Pluit, Jakarta Utara, Senin, 26 Agustus 2019, atau pada hari yang sama ketika lokasi ibu kota baru diumumkan oleh Presiden Jokowi. Sebelum menjawab pertanyaan, Xiang Yi mencetak peta wilayah Kaltim dari laptopnya. Peta tersebut lantas dihitung menggunakan jangka khusus untuk menghitung feng shui. Proses penghitungan memakan waktu dua jam. “Pindah ke Kaltim itu masih bagus karena posisinya masih di bawah garis ekuator,” kata Xiang Yi membuka percakapan setelah melakukan penghitungan.

Presiden RI Joko Widodo
Foto: Kris/BPMI Setpres
Menurutnya, posisi Kaltim sama bagusnya dengan Jakarta karena sama-sama dekat dengan laut. Laut di Kaltim pun sama dengan di Jakarta lantaran terhalang oleh pulau-pulau kecil. Jadi perairan di dua daerah itu sudah aman karena sudah tersaring oleh pulau-pulau kecil itu. Lalu, dalam feng shui, yang normal biasanya tetap berpatokan pada gambar alias peta lokasi. Dari pengamatan Xiang Yi, lokasi ibu kota mendatang di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara terlihat menjorok ke dalam, sementara sisi kanan dan kiri menjorok ke luar.
“Kalau digambar seolah-olah yang titik tengah itu seperti dipeluk oleh naga di sisi kiri (Sandaran, Kutai Timur) dan macan di sisi barat (Kalimantan Selatan). Sedangkan di seberangnya itu kan ada Sulawesi. Jadi calon ibu kota di provinsi itu sangat terlindungi. Jadi memang sudah ideal. Apalagi jika nantinya Istana Negara di posisi 135 derajat menghadap tenggara,” beber Xiang Yi.
Alasan posisi di 135 derajat menghadap tenggara berpatokan pada dataran tinggi di Kaltim, yakni Taman Nasional Baka Bukit Raya. Xiang Yi pun menemukan adanya dataran tinggi tersebut dengan didahului riset singkat. Dengan melihat arah perjalanan air gunungnya (bukit) menuju muara, jika dihitung secara feng shui, sistem derajat yang ideal adalah 135 derajat menghadap tenggara. “Apalagi dia hadap angin (135 derajat atau arah tenggara). Berarti, kalau angin, dia akan berkembang dengan sangat cepat sekali, secepat angin,” katanya.
Sedangkan untuk periode perpindahan ibu kota, yang direncanakan pada 2024, dari kacamata feng shui, menyambut periode kesembilan. Xiang Yi pun menjabarkan tiga periode terakhir dimulai pada 1984-2003 atau periode ketujuh, yang digambarkan sebagai gadis muda; 2004-2023 atau periode kedelapan, yang diibaratkan sebagai anak laki-laki muda; serta 2024-2043, yakni periode kesembilan, yang dianalogikan sebagai wanita dewasa.
“Nah, sekarang ini periode kedelapan, yang ditandai bermunculannya pengusaha-pengusaha pria muda. Sejatinya kemajuan bangsa saat ini akan ditopang oleh pengusaha-pengusaha muda. Jika pindah ibu kota pada periode kedelapan, yang akan berperan pengusaha pria muda. Jika pada periode kesembilan, bakal ditopang pengusaha perempuan atau mungkin istri,” jelas Xiang Yi.
Adapun secara bisnis, imbuh Xiang Yi, dengan adanya ibu kota baru, diprediksi yang bakal menonjol adalah bisnis perbankan dan teknologi. “Jadi, selain ke bidang teknologi, nanti semua orang akan tertuju pada bidang finance untuk mengatur strategi keuangan, untuk mengoperasikan kehidupan sehari-hari,” katanya.  
 
Suhu Xiang Yi                                              Suhu Sidhi Wiguna
Foto: dok. pribadi                                      Foto: dok. pribadi


Sementara itu, menurut pandangan pakar feng shui Sidhi Wiguna, berdasarkan ilmu feng shui klasik, untuk mengetahui sebuah lokasi itu baik atau jelek, perlu ada data topografi yang terdiri atas tinggi-rendahnya kontur tanah, bentuk aliran air yang ada, posisi gunung, lembah, lain sebagainya. Kemudian yang juga penting adalah bagaimana mengatur orientasi dari sumbu-sumbu yang mau ditarik agar mendapatkan QI (chi) yang terbaik bagi kehidupan warga yang akan beraktivitas di kota tersebut.
“Kalau melihat sekilas, dipilih lokasi Kaltim yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia tentu ada benarnya. Diharapkan pembangunan negara kita bisa lebih merata, baik di wilayah barat maupun wilayah timurnya. Kita melihat bagaimana Australia yang pusat pemerintahannya terletak di tenggara dari benua tersebut membuat pertumbuhan di sisi barat dan utaranya relatif kurang,” jelas Sidhi kepada detikX.
Keuntungan lain dari letak ibu kota di tengah wilayah negara Indonesia, ujar Sidhi, adalah kesamaan zona waktu dengan beberapa pusat perekonomian dunia, seperti Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, dan Taipei. Hal ini dianggap akan mempengaruhi aktivitas perekonomian yang lebih kondusif dari segi waktu.
Lebih lanjut Sidhi, yang juga Ketua Program Pascasarjana Arsitektur Universitas Tarumanegara, bilang, dalam sejarah raja-raja China, ilmu feng shui selalu menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi ibu kota kerajaan. Bahkan raja-raja China ketika mulai menjabat pasti melakukan audit feng shui terhadap istana maupun ibu kotanya. Sejarah pun mencatat terjadi belasan kali perpindahan ibu kota pada masa-masa kerajaan tersebut.
Syarat utama dari sebuah kota yang bagus, kata dia, adalah mendapatkan bentuk topografi yang ideal. Topografi yang ideal itu antara lain memenuhi kaidah ‘duduk bersandar gunung memandang laut’ dalam feng shui. Kaidah itu harus didukung oleh kontur yang bagus, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dari sumbu yang dibentuk agar mendapatkan Qing-long dan Bai-hu atau yang populer disebut naga hijau dan macan putih. Keduanya adalah bahasa metafora untuk menggambarkan kontur sekitar titik dari letak sebuah properti. “Sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi yang bagus bagi bangsa kita dan wibawa pemerintah yang berkarisma, sehingga mampu membawa bangsa ini semakin jaya,” ungkap Sidhi.

Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara, akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Namun Sidhi tidak mempertentangkan lebih baik Jakarta atau Kaltim sebagai ibu kota RI. Sebab, kedua tempat tersebut ada sisi baik dan sisi buruk sebagaimana segala hal selalu terdiri dari dua sisi 'yin dan yang'. Begitu juga dengan apabila ibu kota pindah ke Kaltim. “Yang perlu kita lakukan selaku anak bangsa adalah bagaimana kita mengantisipasi hal negatif yang mungkin muncul dan terus mendorong hal positif agar terwujud, sehingga tujuan luhur bangsa kita, yang merupakan cita-cita kita semua, agar tercapai masyarakat adil dan makmur,” cetus Wiguna.
Sementara itu, berdasarkan dokumen rencana pemindahan ibu kota Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kaltim punya delapan keunggulan untuk menjadi lokasi ibu kota baru. Pertama, dekat dengan dua bandar udara (bandara) besar di Balikpapan, yaitu Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, dan bandara besar di Samarinda, yaitu Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.
Kedua, Kaltim dekat dengan akses jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer. Ketiga, Kaltim dekat dengan Pelabuhan Semayang, Balikpapan. Keempat, Kaltim memiliki infrastruktur jaringan energi dan air bersih. Kelima, Kaltim memiliki struktur demografi heterogen. Maksudnya, sebagian besar penduduk Kaltim merupakan pendatang, sehingga dapat lebih mudah menerima hal-hal baru atau juga bertemu dengan pendatang-pendatang baru lainnya. Perlu diketahui, dengan pemindahan ibu kota ke Kaltim, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) dari Jakarta juga turut pindah ke Kaltim.
Keenam, lokasi delineasi Kaltim dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Keunggulan tersebut membuat Kaltim bebas dari bencana alam, seperti gempa bumi dan kebakaran hutan. Ketujuh, letak Kaltim tidak berbatasan langsung dengan batas negara. Terakhir, Kaltim memiliki ketersediaan lahan dengan status area penggunaan lain (APL), hutan produksi dengan konsesi hutan tanaman industri (HTI), dan hutan produksi yang bebas konsesi. Keunggulan ini menjadi bekal pemerintah untuk mempermudah pengadaan lahan ibu kota baru.
Meski begitu, Kaltim memiliki dua kelemahan. Pertama, Kaltim masih memiliki potensi bencana banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu daerah aliran sungai (DAS). Kedua, ketersediaan sumber daya air tanah di Kaltim rendah.

Reporter: Ibad Durohman
Redaktur: Deden Gunawan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...