Thursday, February 27, 2020

Virus Baru Masuk RI, Namanya Jiwasraya | PT Rifan Financindo

Kantor Pusat Jiwasraya

PT Rifan Financindo  -  Daya tahan ekonomi Indonesia tengah diuji oleh berbagai macam masalah. Jika pemerintah tak bisa mencari vitamin yang tepat, bukan tidak mungkin ekonomi RI bisa sakit.

Pemerintah sendiri saat ini tengah berjibaku mencari obat untuk perekonomian yang terjangkiti virus corona. Tapi menurut Founder & Chairman CT Corpora Chairul Tanjung (CT), Indonesia juga memiliki permasalahan virus lainnya, yakni virus Jiwasraya.

Dia mengatakan hal itu, sebab menurutnya permasalahan dari kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menimbulkan permasalahan-permasalahan baru lainnya.
"Di Tanah Air kita dapat virus baru yang namanya virus Jiwasraya. Kenapa disebut virus? Karena ternyata berkembang menjadi masalah-masalah lain," ujarnya saat membuka acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Menteri BUMN Erick Thohir ikut berkomentar tentang 'virus' Jiwasraya. Apa katanya?

Erick Thohir menegaskan, kasus yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan sebuah kebobrokan. Sebab, uang masyarakat dirampok dalam kasus ini. Erick pun kemudian meminta agar kasus ini tidak dipolitisasi.

"Kasus Jiwasraya sebuah kebobrokan yang harus kita setop karena merampok pensiunan," katanya.

Erick bilang, sebagai pengelola BUMN pihaknya berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyelesaikan masalah ini. Khususnya, terkait pembayaran kewajiban kepada nasabah.

"Insya Allah Maret ini kita sudah mulai bisa memberikan sesuatu ke masyarakat yaitu nasabah, tapi dengan restrukturisasi yang disetujui semua pihak. Supaya payung hukumnya jelas," tutupnya.

Lalu bagaimana dengan virus corona?


Untuk virus corona sendiri tidak kalah bikin pusingnya. Virus ini kini menjangkiti banyak negara di dunia. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan wabah ini berakhir. Kondisi dunia pun berubah, dari hanya diliputi ketidakpastian menjadi dirundung kecemasan.

Kecemasan itu juga menyelimuti dunia ekonomi. Sebab perekonomian China begitu besar dan memilih pengaruh yang besar terhadap perekonomian dunia.

"Tiongkok adalah pusat industri dunia. Kita tahu 20% dari PDB dunia itu dikuasai oleh Tiongkok, 34% global trade juga Tiongkok, lebih dari 150 juta wisatawan Tiongkok dari China travelling ke luar China. Indonesia dapat lebih dari 2 juta turis China, Bali dapat 1 juta turis China. Komponen elektronik 30% dari China, 7 dari 10 pelabuhan tersibuk di dunia ada di China," kata CT.

Para pakar memperkirakan pertumbuhan ekonomi di China akan turun 1,5%. Nah para ahli juga menghitung setiap pertumbuhan ekonomi China kehilangan 1% maka akan terdampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3%.

"Namun sebagai bangsa yang besar kita telah banyak melewati cobaan dan tantangan. Sebagai bangsa yang besar kita mampu melewati banyak krisis dan kita selamat," kata CT.
Dia percaya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua mampu mengatasi permasalahan dari dua virus tersebut.

Sumber: market.bisnis

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...