PT Rifan Financindo - Pemerintah kembali membuka wacana pengurangan angka nol di rupiah atau redenominasi. Wacana penyederhanaan Rp 1.000 menjadi Rp 1 ini tercantum dalam RUU Redenominasi yang masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2020-2024.
Redenominasi ini sudah pernah dilakukan beberapa negara. Namun, ada negara yang sukses menerapkan pengurangan angka nol di mata uangnya, ada juga yang gagal hingga berdampak pada perekonomian negara itu sendiri.
Dari catatan detikcom, ada beberapa negara yang sukses melakukan redenominasi yaitu Turki, Rumania, Polandia, dan Ukraina.
Redenominasi ini sudah pernah dilakukan beberapa negara. Namun, ada negara yang sukses menerapkan pengurangan angka nol di mata uangnya, ada juga yang gagal hingga berdampak pada perekonomian negara itu sendiri.
Dari catatan detikcom, ada beberapa negara yang sukses melakukan redenominasi yaitu Turki, Rumania, Polandia, dan Ukraina.
Turki mulai menerapkan redenominasi pada tahun 2005. Mata uang Lira (TL) dikonversi menjadi Lira baru dengan kode YTL. Kala itu, konversi mata uang lama ke baru dilakukan dengan menghilangkan 6 angka nol. Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL.
Penerapan redemoninasi di Turki dilakukan dengan sangat hati-hati. Prosesnya pun berlangsung selama 7 tahun. Dalam prosesnya, pemerintah Turki sangat memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negeri.
Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9%.
Namun, tak semua negara yang melakukan redenominasi berujung pada keberhasilan seperti Turki.
Penerapan redemoninasi di Turki dilakukan dengan sangat hati-hati. Prosesnya pun berlangsung selama 7 tahun. Dalam prosesnya, pemerintah Turki sangat memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negeri.
Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9%.
Namun, tak semua negara yang melakukan redenominasi berujung pada keberhasilan seperti Turki.
Sumber: markt.bisnis
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment