Wednesday, January 5, 2022

Nilai Perusahaan Tembus Rp 42 Ribu T, Saham Apple Diserbu Investor | PT Rifan Financindo

 PT Rifan Financido -  Apple menjadi perusahaan publik di Amerika Serikat yang pertama kali menyentuh nilai pasar sampai US$ 3 triliun atau mencapai Rp 42.600 triliun. Hal itu terjadi setelah reli harga saham pabrikan iPhone itu selama berminggu-minggu.

Sejak pertengahan November, saham Apple telah meningkat lebih dari 20%, membawa nilai perusahaan menjadi US$ 3 triliun. Dilansir dari Bloomberg, Selasa (4/1/2022), investor nampaknya mulai beralih ke saham Apple di tengah ketidakpastian pasar.

Beberapa pihak menyebutkan lonjakan saham Apple dapat dijelaskan sebagai taruhan safe-haven. Saham Apple dinilai menjadi tempat paling aman untuk melakukan investasi. Apalagi ketika Bank Sentral AS Federal Reserve mulai menarik stimulus moneter.

Teorinya adalah investor akan membuang saham yang rasio harga terhadap penjualannya menyusut, dan mencari perlindungan di Apple macam komoditas emas.


Pola pikir itu bisa dimengerti. Dengan neraca keuangannya sekitar US$190 miliar dalam bentuk tunai, Apple dapat menahan hampir semua skenario ekonomi yang suram.

Tetapi penilaian dan fundamental pada akhirnya akan menjadi masalah lagi, tidak serta merta saham Apple bebas risiko. Faktanya, Apple sangat rentan terhadap salah satu kekhawatiran ekonomi makro terbesar untuk 2022 yaitu inflasi.

Tidak seperti perusahaan perangkat lunak dan internet, bisnis utama perusahaan melibatkan penjualan produk perangkat keras fisik. Itu berarti jika upah, pengiriman, dan biaya bahan baku terus meningkat, kinerja keuntungan Apple akan berkurang.

Kemudian bila iPhone dan Mac dijual dengan harga tinggi dibandingkan dengan pesaing terdekat mereka, perusahaan memiliki kemampuan terbatas untuk menaikkan harga lebih jauh. Banyak konsumen dapat dengan mudah menunda pembelian smartphone seharga US$ 1.000 dengan memegang iPhone mereka saat ini lebih lama.


Di luar faktor ekonomi eksternal, prospek Apple diragukan telah meningkat secara dramatis untuk membenarkan reli terbaru. Ingatlah bahwa pada akhir Oktober, raksasa teknologi itu meleset dari ekspektasi penjualan analis untuk tiga bulan yang berakhir pada September.

Laporan terbaru menunjukkan tahun ini kinerja investasi saham Apple idak terlihat jauh lebih baik. Akhir November di sebuah konferensi investor, kepala bisnis nirkabel AT&T Inc. mengatakan dia memperkirakan pertumbuhan pelanggan tidak akan sekuat pada 2022. Itu bukan pertanda baik bagi Apple.

Hari berikutnya, Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan telah memberi tahu pemasoknya bahwa permintaan iPhone melambat.



Sumber : Finance.detik 

 PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...