Friday, May 6, 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, RI Kena Dampaknya | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo   -  Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5%. Keputusan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 22 tahun. The Fed juga menargetkan suku bunga dana federal berada di kisaran 0,75% hingga 1%.

Dikutip dari Reuters, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mengatakan, pembuat kebijakan siap menyetujui kenaikan suku bunga 0,5% pada pertemuan Juni dan Juli.

Kebijakan Powell mencerminkan, inflasi yang tinggi membutuhkan respons The Fed yang kuat. Hal itu untuk menghindari ekonomi ke dalam resesi.

Dia menjelaskan, kenaikan suku bunga tidak akan menyenangkan. Sebab, memaksa orang untuk membayar lebih banyak untuk hipotek rumah, pinjaman mobil, dan mungkin mengurangi nilai aset.

Selain itu, The Fed juga menyatakan akan mengurangi simpanan aset sekitar US$ 9 triliun mulai bulan depan. Langkah tersebut sebagai upaya mengurangi dampak ekonomi karena pandemi Corona.

"Jika Anda adalah orang ekonomi normal, maka Anda mungkin tidak memiliki ... banyak ekstra ... untuk dibelanjakan dan itu segera berdampak pada pengeluaran Anda untuk bahan makanan ... untuk bensin untuk energi dan hal-hal seperti itu," paparnya.

Apa dampaknya terhadap Indonesia?

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan kebijakan suku bunga The Fed akan mendorong larinya aliran modal dari negara berkembang termasuk Indonesia ke AS.

"Akan terjadi capital outflow. Kalau capital outflow terjadi, putaran berikutnya saya kira rupiah akan semakin melemah ya," katanya kepada detikcom, kemarin Kamis (5/5/2022).

Bila rupiah melemah, dia menjelaskan maka beban utang pemerintah akan meningkat lantaran banyak utang pemerintah yang dalam bentuk mata uang asing.

"Tentu saja karena utang semakin meningkat, ya cadangan devisa kita ya karena harus untuk bayar utang dalam mata uang dolar kan semakin berkurang. Saya kira memang dampak ikutannya tadi devisa kita berkurang, kemampuan kita untuk membayar impor kita semakin melemah," tuturnya.

Oleh karena itu, dia menilai Bank Indonesia (BI) perlu melakukan Beberapa upaya. Misalnya saja melakukan operasi di pasar uang dengan menambah jumlah uang beredar.

"Yang kedua harus katakanlah membuka peluang untuk BI menaikkan suku bunga seven day repo rate dari 3,5 lah ya maksimal 25 atau 50 basis poin juga," tambah Tauhid.


Sumber :  Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...