PT Rifan Financindo - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong perbankan agar gencar mempromosikan dan menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Hijau. Hal itu sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Sri Mulyani mengatakan peningkatan jumlah rumah di Indonesia memberikan dampak bagi lingkungan salah satunya sebagai penyumbang emisi GRK. Nah untuk menekan itu diperlukan pembangunan dan pembiayaan berkelanjutan."Bangunan perumahan bertanggung jawab atas 17% emisi gas rumah kaca global dengan 5,5% berdampak langsung dan 11% tidak langsung dari properti," kata Sri Mulyani dalam Seminar On Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout ASEAN Countries di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (22/8/2023).
"Konsep KPR hijau masih perlu dipromosikan dan masih tidak familiar oleh masyarakat," tambahnya.
Di sisi lain, Sri Mulyani menyebut pemerintah akan tetap mendukung pembiayaan rumah untuk masyarakat khususnya yang berpendapatan rendah. Diketahui masih terdapat backlog atau kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah di Indonesia mencapai 12,7 juta.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan bisa membangun 100 ribu green housing di 2024. Kemudian di 2030 targetnya menjadi 1 juta rumah dan pada 2050 ditargetkan 100% rumah subsidi sudah dibangun dengan konsep green housing.
Dalam bahan materi Kementerian PUPR, proyek green housing tersebut akan menghemat air hingga 21% karena menggunakan low flow faucet untuk kamar mandi dan toilet jongkok.
Sementara untuk listrik menggunakan panel surya, yakni 2 PV module monikristalin 540 wp/PV hingga inverter 800 watt. Penggunaan ini bisa mengurangi 0,856 ton emisi CO2 di tahun pertama penggunaan.
Selain itu, pencahayaan rumah akan menggunakan lampu LED 5-7 watt, panel surya PV 900-1.000 watt peak dan ventilasi natural. Penggunaan ini akan menghemat energi hingga 72%.
Sumber : Finance.detik
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment