Friday, November 3, 2023

Saham Anjlok karena Isu Israel, Starbucks Jakarta Sepi Pengunjung Imbas Boikot

 Starbucks benar-benar kena imbas perang Israel dan Palestina. Brand kopi terbesar di dunia asal AS ini disebut-sebut mendukung Israel.

Padahal pada 2014 lalu. Starbucks pernah menegaskan bahwa kabar mereka mendukung Israel terkait isu dengan Palestina adalah kabar hoaks.

Namun Starbucks sampai McDonald's kini terkena dampaknya di Indonesia. Selain saham mereka anjlok, sejumlah outlet Starbucks kini sepi pengunjung di dua titik ibu kota dan kota penyangga.

Contohnya seperti tim InsertLive mendatangi Starbucks Lenteng Agung yang belum lama beroperasi, toko kopi nyaman itu terlihat tak seramai biasanya.


Sementara itu, Starbucks di salah satu mal besar di Depok, juga terlihat hal yang sama. Bahkan dari pantauan InsertLive, hanya ada satu orang perempuan yang berlaptop di dalam coffeeshop tersebut.


Sementara itu saat InsertLive melewati Starbucks di Mampang Business Park, gerai yang biasanya ramai customer juga tampak lebih legang.


Lalu benarkah Starbucks mendukung Israel?

Melansir CNBC Indonesia, manajemen menyatakan bahwa Starbucks mengutuk tindakan teror."Starbucks kembali menyampaikan simpati terdalam kami kepada mereka yang terbunuh, terluka, terlantar, dan terkena dampak dari aksi teror yang keji dan tidak dapat diterima, meningkatnya kekerasan, dan kebencian terhadap orang-orang tak berdosa di Israel dan Gaza" bunyi pernyataan resmi Starbucks dalam pernyataan 11 Oktober 2023.


"Sebagai penegasan, kami dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan ini, dan tidak setuju dengan pernyataan dan pandangan yang diungkapkan oleh Workers United dan para anggotanya," papar manajemen Starbucks.


Sementara itu, pada 2014 lalu, Starbucks lebih tegas lagi bahwa kabar mereka mendukung Israel adalah kabar bohong.


"Tidak. Hal ini tidak benar. Rumor bahwa Starbucks atau Howard Schultz memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah dan/atau tentara Israel adalah sepenuhnya salah," terang Starbucks.


"Starbucks adalah perusahaan publik dan sebagai perusahaan tersebut wajib mengungkapkan segala bentuk sumbangan korporasi setiap tahun melalui proxy statement," lanjut Starbucks.


Saat ini, saham Starbucks mengalami pengaruh dari kampanye boikot, meskipun tidak sebesar dampak yang dialami oleh perusahaan lain. Pada tanggal 12 Oktober, saham Starbucks turun menjadi US$91,4 per saham, mencapai titik terendah sejak dimulainya boikot. Namun, kemudian saham Starbucks kembali naik menjadi US$94 per saham pada pertengahan Oktober.

Sumber : news.detik

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...