Thursday, June 27, 2019

Harga Ayam Anjlok, Peternak Teriak | PT Rifan Financindo

Foto: Erliana Riady

PT Rifan FInancindo - Peternak ayam di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur merugi karena harga ayam hidup anjlok. Anjloknya harga ini disebut karena adanya kelebihan stok. Bahkan, untuk mengurangi stok, peternak ayam di sejumlah wilayah membagikan ayam secara cuma-cuma.

Seperti yang diketahui, harga ayam hidup di level peternak di Magelang berkisar Rp 6.000-8.000 per kilogram (kg). Lalu, di Lamongan harganya berkisar Rp 6.000-7.000. Di Blitar harga ayam hidup di level peternak berkisar Rp 8.000/kg. Sedangkan, di Solo harganya anjlok hingga Rp 9.000/kg.

Hal tersebut menyebabkan 12.000 peternak rakyat di Jawa tengah mulai menutup usahanya. Kerugian dari anjloknya harga ayam ini mencapai miliaran rupiah per bulan.

Sejumlah peternak di Jawa Tengah mengaku terus merugi sejak 10 bulan terakhir karena anjloknya harga ayam. Bahkan, mereka membagikan ayamnya gratis kepada masyarakat karena kelebihan stok.

Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth

Salah satu peternak asal Colomadu, Karanganyar, Pardjuni memilih membagikan ayamnya daripada rugi dengan menjual seharga Rp 9.000 per kg. Jika dibandingkan dengan biaya produksi, dia memperkirakan mengalami kerugian Rp 4.000 per ekor ayam. Padahal peternak biasanya memiliki puluhan hingga ratusan ribu ayam di kandang per bulan.

"Kalau saya kan punya 40.000 ekor per bulan, dikalikan saja dengan Rp 4.000, jadi Rp 160 juta kerugiannya per bulan. Dan itu terjadi sejak 10 bulan yang lalu," kata Pardjuni di sela pembagian ayam gratis di kantor Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (26/6/2019).

Dia mengaku telah menjual aset-asetnya demi menutup kerugian. Selain itu, ada delapan karyawan yang harus dia gaji.

"Rumah sudah saya jual, ruko saya jual, mobil saya jual. Saya tahu ini rugi, tapi sudah tidak bisa menghindar lagi," kata Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah itu.

Foto: dok detikcom

Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta membagi-bagikan ribuan ayam broiler gratis di sejumlah titik di Yogyakarta. Aksi ini menyikapi anjloknya harga ayam broiler di tingkat peternak yang menjadikannya merugi.

"Daripada kita rugi dipikul sendiri, sekalian ruginya kita tersampaikan ke masyarakat," ujar Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta, Hari Wibowo di sela aksi bagi-bagi ayam broiler gratis di timur Balai Kota Yogyakarta, Rabu (26/6/2019).

"Kita ini ingin berbagi, membagikan (ayam broiler hidup) kepada masyarakat secara cuma-cuma. Memang kita rugi, tapi sudah diniati dengan harapan setelah ini pemerintah bisa mengusahakan peternak tidak rugi," sambungnya.

Ada empat titik pembagian ayam broiler gratis di Yogyakarta. Selain di timur Balai Kota Yogyakarta, aksi bagi-bagi ayam gratis juga berlangsung di Taman Parkir Sriwedari, Alun-alun Utara Yogyakarta dan Timur Kridosono.

Sekretaris Jenderal Gopan (Gabungan organisasi Peternak Ayam Nasional), Sugeng Wahyudi mengatakan, jumlah produksi anak ayam per minggu yang ditentukan Kementerian Pertanian biasanya hanya 60 juta ekor. Namun, di periode kali ini Kementan menentukan angka produksi hingga 68 juta per minggu anak ayam. 

Sehingga, suplai ayam berlebih dan kelebihannya mencapai 8 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu lah mengapa Gopan menyebut Kementan meleset perhitungannya.

"Anak ayamnya atau day old chick-nya (DOC) itu yang tersebar sekarang kurang lebih 68 juta di seluruh Indonesia. Sementara keperluannya itu 60 juta. Ini ada lebih 8 juta. Ini kan kemudian jadi ayam siap potong, jadi ayam di pasar itu berarti lebih pasok sementara permintaannya itu sama, relatif stagnan," kata Sugeng.

"Memang ini sudah dalam perhitungan kan. Jadi Kementan dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) sudah menghitung kira-kira supply-nya harus berapa. Nah ini kan meleset perhitungannya," sambung sugeng.

Sedangkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menduga adanya peternak ilegal yang menjamur sehingga ada oversupply. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Jawa Tengah, Lalu M Syafriadi mengatakan dari hasil rapat beberapa waktu lalu ternyata di Jawa Tengah saat ini ada 40 juta ekor ayam siap jual.

Jumlah yang oversupply itu menurutnya akibat adanya peternak yang tidak teridentifikasi atau ilegal. Maka pihaknya akan menyisir terkait perizinan para peternak.

"Di sinilah problemnya, ada terlalu banyak peternak yang tidak teridentifikasi dan tidak terdaftar, sehingga tidak dapat dikendalikan. Untuk mengatasi hal itu, kami akan membentuk tim yang akan menyisir hingga ke bawah, untuk mengetahui apakah peternak tersebut berizin atau tidak. Sekaligus kami juga akan melakukan pengawasan terkait peredaran day old chicken (DOC) dari para integrator," ujar Syafriadi.

Sugeng mengungkapkan, pemerintah telah menjanjikan beberapa upaya untuk menstabilkan harga ayam kembali.

Pertama, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan solusi untuk memotong induk ayam. Sehingga, ayam petelur yang menghasilkan anak ayam berkurang. Cara tersebut dianggap dapat menghentikan kelebihan suplai ayam.

"Dari Kementan akan ada pemangkasan ayam induk biar nanti tidak terjadi over supply atau tidak bertelur lagi," tutur Sugeng.

Kedua, Kementerian Perdagangan akan mengadakan bazar-bazar di kementerian lembaga yang melibatkan ritel modern. Ritel modern ini nantinya akan menjual ayam yang diserap dari peternak ayam. 

"Kedua dari Kemendag, saya sudah ditelepon semalam oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) katanya mau diadakan semacam bazar dari departemen ke departemen di sejumlah Kementerian. Akan ada semacam dengan melibatkan ayam-ayam dari peternak rakyat. Ini melalui ritel modern, bekerja sama yang dipandu oleh Kemendag," jelas Sugeng.

Lalu, terkait kebijakan pembagian ayam gratis kepada masyarakat yang melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dari Dirjen PDN, menurut Sugeng hal tersebut hanya berlaku bagi perusahaan ternak ayam besar. Sedangkan, peternak rakyat tak dapat melakukan hal tersebut.

"Itu kan nggak realistis. Orang kami sudah rugi kok disuruh CSR, bagi peternak kecil ya. CSR itu untuk perusahaan-perusahaan besar, kan mereka juga berbudi daya, juga memelihara ayam-ayam di kandang, sama. Mereka yang harusnya CSR, bukan kita," imbuh dia.

Sumber: News.detik
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...