Monday, January 4, 2021

Ada Vaksin, Harga Emas Diramal Tak Akan Sentuh Rp 1 Juta | PT Rifan Financindo

 


PT Rifan Financindo -  Harga emas berkali-kali cetak rekor pada tahun lalu di tengah gejolak pandemi COVID-19. Harga logam mulia itu menyentuh level di atas Rp 1 juta per gram. Tapi pada 2021 ini, harga emas diperkirakan tak akan kembali ke level Rp 1 jutaan.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim membeberkan sejumlah faktor yang mempengaruhi harga emas di tahun ini. Pada kuartal pertama diperkirakan akan melonjak di Rp 994.276 per gram atau US$ 2.045 per troy ounce (toz).

Hal tersebut bisa terjadi karena program stimulus tunjangan Presiden AS Donald Trump tidak disetujui oleh Parlemen dan Kongres. Itu akan memicu kemarahan Trump dan menyebabkan harga emas naik.

"Ada kemungkinan Trump tanggal 6 akan melakukan demo besar-besaran karena veto-nya ditolak oleh Parlemen dan Kongres. Nah ini yang mengakibatkan harga emas langsung naik," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (4/1/2021).

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan harga emas naik yaitu, kemungkinan Joe Biden pasca dilantik sebagai presiden AS akan melakukan lockdown.

"Nah lockdown inilah yang akan mengangkat harga emas kembali lagi melambung tinggi yaitu di US$ 2.045 (toz). Kenapa saya katakan US$ 2.045? ini karena kalau orang bilang itu seperti orang kesetrum, kemudian kaget lari sekencang-kencangnya. Ini loncatan-loncatan emas mencapai level tertingginya di US$ 2.045 kemungkinan besar akan terjadi di kuartal pertama," paparnya.

Sayangnya keperkasaan harga emas tak akan bertahan lama, tepatnya akan berakhir di kuartal ketiga setelah vaksinasi virus Corona dilakukan merata di seluruh dunia. Harga emas akan terkoreksi di US$ 1.600 toz atau Rp 871.704 per gram.

"Kenapa saya katakan di kuartal ketiga? karena di kuartal ketiga bersamaan dengan vaksin yang sudah dijalankan di hampir semua negara di semester kedua, itu sudah hampir semuanya di Eropa dan Amerika," sebutnya.

Setelah vaksinasi dilakukan maka ekonomi akan kembali membaik sehingga harga emas langsung terjun bebas.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga berpendapat vaksin COVID-19 menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas turun, ditambah faktor-faktor lainnya.

"Iya, ini pergerakan harga emas kan sangat dinamis ya dengan adanya vaksinasi, kemudian mulai lagi optimisme pelaku industri, konsumen juga khususnya di sektor properti itu terjadi kenaikan pertumbuhan pembiayaan kredit dan KPR/KPA, sektor konstruksi mulai bergeliat, ini memang dampak kepada harga emas khususnya di Indonesia agak menurun ya, agak terkoreksi," paparnya.

Tapi, menurutnya varian baru virus Corona dari Inggris bisa menjadi ancaman. Jika benar, harga emas akan naik.

"Di sisi yang lain juga sangat mungkin (harga emas) untuk berbalik arah karena meskipun ada vaksinasi tapi kan ditemukan varian virus COVID-19 yang baru, jadi itu akan berdampak juga kepada pemulihan kembali harga emas kalau terjadi misalkan gelombang kedua, kemudian gelombang ketiga (COVID-19) di beberapa negara," tambahnya.


Sumber: finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...