Friday, December 24, 2021

Daftar Pengemplang BLBI yang Telah Dipanggil Satgas, Tommy Soeharto Mangkir | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo  -  Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) terus berupaya menagih obligor/debitur yang memiliki urusan utang piutang dengan negara. Sejauh ini, sudah banyak pihak yang telah dipanggil oleh Satgas BLBI.

Dari sejumlah nama yang dipanggil, ada nama anak Presiden Kedua Soeharto yakni Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Kemudian, dari pihak-pihak yang telah dipanggil tersebut, ada yang memenuhi panggilan namun ada juga yang mangkir.

Berikut daftar obligor/debitur yang sudah dipanggil Satgas BLBI seperti dirangkum detikcom, Jumat (24/12/2021):

1. Agus Anwar

Agus Anwar tercatat memiliki utang Rp 104.630.769.050,29 terkait penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS) Bank Pelita Istimarat, penjamin atas penyelesaian kewajiban debitur PT Panca Muspan dan PT Bumisuri Adilestari. Pada 26 Agustus 2021 dirinya sudah dipanggil Satgas BLBI namun mangkir alias tidak hadir.

2. Tommy Soeharto & Ronny Hendrato

Jumlah utang keduanya sebesar Rp 2.612.287.348.912,95 terkait Pengurus PT Timor Putra Nasional. Dari pemanggilan yang dilakukan pada 26 Agustus 2021, hanya Ronny yang memenuhi panggilan Satgas BLBI, sementara Tommy mengirim utusan.

3. Kaharudin Ongko

Kaharudin Ongko memiliki utang sebesar Rp 8.187.689.404.030,94 terkait PKPS Bank Umum Nasional dan PKPS Bank Arya Panduarta. Dirinya juga tak hadir dalam penggilan Satgas BLBI pada 7 September 2021, hanya diwakili kuasa hukum.

4. Ronny HR

Ronny HR dari PT TPN telah hadir memenuhi panggilan Satgas BLBI pada 9 September 2021. Setidaknya ada itikad baik darinya yang memiliki utang utang Rp 2.612.287.348.912,95.

5. Debitur PT Era Persada

Pemanggilan juga dilakukan pada 9 September 2021, namun debitur atas nama PT Era Persada tidak memenuhi panggilan. Tercatat utangnya Rp 130.570.056.944,80.

Pemanggilan Era Persada kemudian dijadwalkan kembali pada Kamis 23 September, dan kembali dijadwalkan ulang menjadi Jumat, 24 September 2021. Jumlah utang yang ditagih negara adalah Rp 118.700.051.768.

6. Kwan Benny Ahadi
Pada 9 September, Satgas BLBI memanggil Kwan Benny Ahadi. Obligor ini berutang Rp 157.728.072.143,47. Dia memenuhi panggilan secara virtual dari Kedutaan Besar RI di Singapura.

7. Setiawan Harjono (Steven Hui) dan Hendrawan Harjono (Xu Jing Nan)

Keduanya dipanggil pada 9 September 2021. Mereka memiliki utang Rp 3.579.412.035.913,11 dalam rangka PKPS PT Bank Asia Pasific (Aspac). Keduanya kompak tidak hadir.

8. Nirwan Bakrie Cs

Nirwan Bakrie dan Indra Bakrie dipanggil bersama Andrus Roestam Moenaf, Pinkan Warrouw, dan Anton Setianto dari PT Usaha Mediatronika Nusantara. Atas nama perusahaan mereka memilki utang kepada negara sebanyak Rp 22,6 miliar.

Sayangnya nama-nama tersebut tidak ada yang hadir langsung saat pemanggilan 17 September 2021, melainkan diwakili oleh Sri Hascaryo dari Bakrie Grup. Dia disebut menerima kuasa dari Nirwan Dermawan Bakrie.

9. Obligor/debitur atas nama Thee Ning Khong diwakili putranya. Jumlah utang yang ditagih sebesar Rp 90.667.982.747.

10. Obligor/debitur atas nama The Kwen Le. Dia hadir memenuhi panggilan untuk mempertanggungjawabkan utang senilai Rp 63.235.642.484.

11. Obligor/debitur atas nama PT Jakarta Kyoei Steel Works L.td, Tbk. Dia juga hadir memenuhi panggilan untuk membicarakan penagihan utang Rp 86.347.894.759.

12. Obligor/debitur atas nama PT Jakarta Steel Megah Utama hadir memenuhi panggilan Satgas BLBI menyangkut penagihan utang Rp 69.080.367.807.

13. Obligor/debitur atas nama PT Jakarta Steel Perdana Industry hadir memenuhi panggilan. Dia memiliki utang berjumlah Rp 69.337.196.123.

14. Suyanto Gondokusumo

Satgas BLBI pada Jumat 24 September 2021 memanggil Suyanto Gondokusumo, selaku debitur/obligor yang memiliki urusan utang piutang dengan negara. Kehadirannya diwakilkan oleh kuasa hukumnya, Jamaslin James Purba.

Satgas BLBI memanggil Suyanto untuk menyelesaikan hak tagih negara dana BLBI setidak-tidaknya Rp 904.479.755.635,85 atau Rp 904,47 miliar dalam rangka penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS) Bank Dharmala.



Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...