Monday, March 14, 2022

Emas Melambung Sejak Perang Rusia-Ukraina Meletus, Masih Bisa Kasih Cuan? | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - Harga emas dunia meroket sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Hal itu diikuti oleh melonjaknya harga logam mulia yang dijual Antam yang hingga Jumat, 11 Maret telah menyentuh Rp 1.010.000/gram.

Pergerakan harga emas Antam memang dipengaruhi oleh kondisi harga emas dunia. Sejak Rusia dan Ukraina berperang, harga emas dunia terus berfluktuasi.

"Saya membuat satu cerita dari tanggal 24 Februari di mana pada saat itu harga emas dunia US$ 1.894/ons, kemudian terjadi perang, harga fluktuasi dan sampailah di 5 hari perang pada tanggal 1 itu harga emas mendekati level US$ 2.000," kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada detikcom.

Kemudian harga emas kembali fluktuasi karena adanya gencatan senjata walaupun hanya terfokus kepada kemanusiaan, ditambah adalah perkiraan bahwa suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) sehingga harga emas kembali koreksi.

Setelah sempat koreksi, harga emas naik lagi karena Rusia kembali melancarkan serangan, dipicu oleh kabar terbunuhnya Komandan Pasukan Chechnya yang memberikan duka mendalam bagi Putin. Kabar tersebut mencuat pada 27 Februari.

"Nah, di situlah harga emas kembali lagi mengalami penguatan -sebelum menyentuh level tertingginya di US$ 2.070- itu di US$ 2.054, kemudian terkoreksi lagi," tutur Ibrahim.

Kemudian pada 3 Maret berembus kabar bahwa Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dari Rusia tertembak sniper. Akhirnya pasukan Putin melakukan bombardir ke Ukraina. Hal itu memicu Eropa, AS, dan Inggris memberondong sanksi ekonomi terhadap bekas Uni Soviet membuat para spekulan emas melancarkan aksinya.

"Jadi karena adanya sanksi ekonomi yang begitu besar dari ketiga negara ini akhirnya para spekulan bermain, para spekulan kembali mengambil posisi beli. Nah posisi beli ini membuat harga emas kembali lagi naik ke level US$ 2.070, itu level tertinggi," paparnya.

Namun harga emas sempat terkoreksi kembali sebelum akhirnya rilis laporan inflasi AS bulan Februari mencapai level 7,9%, mendekati 8% sehingga menyebabkan harga emas kembali naik.

"Pada saat (harga emas) mengalami penurunan, ada data yang dikeluarkan, di hari Jumat masalah inflasi kan. Inflasi itu kan sebelumnya kan 7,5%, nyatanya adalah 8%. Artinya inflasi di Amerika ini mengalami kenaikan 0,5%. Nah inilah akhirnya di hari Jumat itu terjadi di waktu pagi jam 1-an harga emas dunia melonjak naik kembali, yang tadinya sempat mengalami pelemahan koreksi US$ 1.957, kemudian ditutup pada malam jam 3.30 itu di US$ 1.987," tambahnya.

Selengkapnya



Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...