Friday, February 24, 2023

IHSG Tutup Pekan Dengan 'Senyuman', Sektor Ini Pendukungnya | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan akhir pekan ini (24/2/23) berakhir di 6.856,57 atau terapresiasi 0,25% secara harian. Kenaikan kali ini sekaligus melanjutkan tren penguatan kemarin.

Sebanyak 250 saham menguat, 249 saham mengalami penurunan dan 224 lainnya stagnan. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 8,94 triliun dengan melibatkan 14,99 miliar saham.

Hari ini kinerja IHSG secara eksklusif bergerak di teritori positif sejak transaksi dibuka hingga penutupan. Dalam lima hari perdagangan, gap koreksi masih lebar yakni 0,61%. Dengan begitu, IHSG belum menorehkan kinerja positif mingguan. Secara year to date (ytd) IHSG menguat 0,09%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, setengah dari total sektor positif. Sektor kesehatan kali sore ini menjadi yang paling menguntungkan indeks dengan kenaikan sebesar 1,34%. Sementara itu, sektor barang pokok dan real estate menjadi beban IHSG turun 0,41% secara bersamaan.

Kenaikan IHSG hari ini tak bisa dilepaskan dari saham-saham dengan kapitalisasi jumbo dengan kinerja harian yang bergairah. Lima diantaranya termasuk Telkom Indonesia masih menjadi pendorong utama IHSG sejak kemarin, mengangkat indeks paling tinggi sebesar 8,53 indeks poin disusul Gojek Tokopedia sebesar 7,59 indeks. Berikutnya Astra International dan Kalbe Farma berkontribusi 4 indeks poin lebih. Terakhir, Saham Saham Surya Perkasa sebesar 2,57 indeks poin.

Laju indeks tanah air mengekor mayoritas saham acuan Asia setelah kenaikan Wall Street pada perdagangan semalam. Namun, Hang Seng Index dan Shanghai Composite terpantau turun karena investor berhati-hati menjelang rilis indeks PCE, harga pilihan Fed.

Dow Jones ditutup menguat 0,33% menjadi 33.163,91. Sementara indeks S&P 500 naik 0,53% menjadi 4.012,32 dan indeks Nasdaq ditutup di 11.590,4. Naik 0,72%.

The Fed jadi sorotan investasi akhir-akhir ini karena inflasi yang masih di atas target 2%. Pasar tenaga kerja yang sangat ketat jadi penyebabnya, yang terus meningkatkan upah dan harga.

AS berhasil menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian, dan tingkat pengangguran turun ke 3,4% (terendah sejak 1969). Namun, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% YoY.

Klaim awal pengangguran turun menjadi 192.000, tetapi dalam kondisi perang lawan inflasi, itu menjadi berita buruk karena pasar tenaga kerja yang kuat artinya inflasi sulit turun.

PCE juga turun menjadi 3,7% qoq, tapi masih di atas ekspektasi pasar. PCE menjadi indikator bagi The Fed dalam menentukan sikap moneternya.



Sumber : cnbcindonesia

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...