Thursday, March 2, 2023

Spesies Jeruk Ini Terancam Punah dari Pulau Jawa | Pt Rifan Financindo


Pt Rifan Financindo  -  Berbagai jenis tanaman di dataran rendah Pulau Jawa mengalami ancaman kepunahan. Alih fungsi hutan dan degradasi habitat menyebabkan banyak jenis tumbuhan tidak dapat bertahan hidup di habitat alaminya khususnya di Pulau Jawa. Salah satu jenis tumbuhan terancam punah yang berada di Pulau Jawa adalah sejenis jeruk lokal dengan nama ilmiah Pleiospermium littorale (Miq.) Tanaka yang dikenal juga dengan nama Limnocitrus littoralis.

Persebaran alami spesies ini hanya ada di Jawa dan Vietnam. Hasil evaluasi oleh World Conservation Monitoring Centre menunjukan bahwa spesies ini masuk dalam daftar tumbuhan terancam punah dengan kategori Endangered (genting/terancam) versi The IUCN Red List of Threatened Species. Pleiospermium littorale dikenal sebagai jeruk Jepara dan ditemukan pertama kali oleh J.E. Teijsman pada tahun 1854.

Hingga saat ini pelestarian tumbuhan ini belum berhasil dilakukan secara ex-situ di Indonesia. Upaya pelestarian P. littorale pernah dilakukan secara in-situ pada tahun 1980-an dengan cara menanam kembali tumbuhan P. littorale di cagar alam (CA) Keling dan Gunung Celering di Jepara, Jawa Tengah. Melalui penelusuran informasi langsung di BKSDA Propinsi Jawa Tengah, khususnya KPHK Pati Barat di Jepara yang membawahi CA. Keling dan Gunung Celering didapatkan kesimpulan bahwa upaya konservasi tersebut belum berhasil.

Para Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan (Trimanto M.Si dan Melisnawati H. Angio M.Si), Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (Dr. Destario Metusala M. Sc) dan Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan (Kurniawan Budiarto, PhD) berkolaborasi dalam penelitian dan upaya konservasi ex-situ Pleiospermium littorale. Penelitian tersebut terlaksana dengan pendanaan dari kegiatan rumah program konservasi terancam kepunahan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN serta Pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi dari Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN. Penelitian dilakukan di lokasi Jepara dan beberapa desa di Rembang, Jawa Tengah.

Berbagai studi litelatur dan awetan herbarium ditelusuri untuk menemukan kembali keberadaan jeruk Jepara. Setelah melalui perjuangan yang panjang, para peneliti akhirnya berhasil menemukan keberadaan P. littorale. Hasil Penjelajahan yang kami lakukan tidak menemukan jeruk ini di habitat alaminya. Kami juga telah mensurvei Pantai Lasem, Rembang yang merupakan tempat pertama kali ditemukannya spesies jeruk langka ini tetapi tidak menemukan keberadaannya di lokasi tersebut.

Jeruk ini kami temukan di pekarangan dan di sepanjang pembatas jalan di desa sekitar Rembang. Jeruk ini tidak ditemukan di habitat alami dan di kawasan konservasi sehingga kecenderungan terancam punahnya lebih besar.

Alih fungsi lahan dapat mempercepat punahnya spesies ini. Upaya pelestarian jeruk ini harus segera dilakukan baik secara in-situ ataupun ex-situ. Sebagai studi awal kami telah melakukan karakterisasi morfologi, preferensi habitat, studi popolasi, dan penggalian pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar. Karakterisasi morfologi jeruk ini adalah berperawakan perdu merumpun dengan tinggi mencapai 3 m.

Batangnya berduri kuat dan buahnya berukuran kecil dengan diameter rata-rata sekitar 3 cm. Buah berasa manis-hambar dan beraroma. Jeruk ini tumbuh pada tanah berpasir dengan akar yang sangat kuat. Hasil wawancara menunjukkan jeruk ini belum dimanfaatkan untuk konsumsi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa daun dan batang P. littorale juga digunakan sebagai obat gatal kulit dengan cara membuat luluran dari daun yag dicacah halus.

Saat ini warga memanfaatkannya sebagai pagar kebun karena adanya duri pada batang. Duri tersebut bermanfaat sebagai penghalang masuknya hewan pengganggu. Upaya pelestarian jeruk ini kami lakukan secara ex-situ. Pengoleksian material tumbuhan baik berupa bibit ataupun biji akan ditanam sebagai koleksi tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi. Para peneliti juga melakukan studi populasi untuk menilai status konservasinya berdasarkan kriteria IUCN.

Studi preferensi habitat dilakukan untuk mengetahui habitat spesifik dari tumbuhan ini. Pengoleksian sampel daun muda digunakan untuk mengetahui variasi genetik dari populasinya. Biji dari jeruk langka ini juga telah berhasil ditumbuhkan. Penelitian ini tentunya masih akan berlanjut untuk mendukung pelestarian dan penggalian potensi dari P. littorale. Kami sangat berharap ke depannya dapat mereintroduksi P. littorale di habitat alaminya, sehingga kelestarian jeruk ini akan tetap terjaga.

Tulisan ini merupakan kerja sama detikEdu dengan BRIN. Artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dari BRIN.

Sumber : detik

Pt Rifan Financindo


No comments:

Post a Comment

Jumlah Uang Beredar Naik Jadi Rp 8.721,9 T Berkat Penyaluran Kredit Moncer

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar pada Januari 2024 mengalami pertumbuhan. Uang beredar mengalami pertumbuhan, salah satunya ditopan...