PT Rifan Financindo - Pemadaman listrik di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan sekitarnya pada Minggu (5/8/2019) rupanya berdampak pada bisnis Smartfren. Pendapatan harian mereka ditengarai mengalami penurunan hari itu.
Kendati begitu penurunan terjadi tidak begitu berpengaruh pada laporan rugi laba. Karena penurunan hanya terjadi satu hari di saat pemadaman dan hanya berlangsung di beberapa daerah saja.
"Penerimaan Smartfren berkurang 10%, namun tidak termasuk laporan rugi laba. Karena nggak semua daerah padam. Penurunan lebih dikarenakan pengguna sulit top-up hari itu. Tapi keesokannya orang bisa langsung top-up lagi," jelas Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren saat ditemui usai peluncuran Redmi 7A di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
|
Bos Smartfren ini mengatakan baterai di BTS mereka bisa bertahan 4 sampai 6 jam. Tapi setelah 4 jam, pihaknya mengisi ulang baterai tersebut menggunakan genset. Jika sudah penuh tim Smartfren akan berpindah mengisi baterai di BTS mereka lainnya.
"Kami kemarin sudah mobilisasi jadi semua ada baterai, genset yang ada kami kerahkan semua, terutama kan yang ada hub-hub yang penting yang mesti nyala," ujarnya.
"Di antara 15-20 ribuan BTS, kami hanya kena 2.000-an dan sampai sore itu cuma 1000-an BTS, sampai malam itu selesai recovery, terutama di wilayah Jabodetabek dan Bandung," pungkas Djoko
Simak Video "Jaringannya Dinilai Stabil saat Mati Listrik, Smartfren Mengaku Bangga"
(afr/afr)
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment